Diabadikan oleh : Expanded Conciousness (www.expandedconciousness.com)
Ditulis oleh : Dr. Lissa Rankin.
Interpretasi oleh : Ricardo Marlianno (Indigo Community)
Bukti ilmiah
konklusif ini dilihat dari suasana hati, pandangan, dan kesehatan. Orang-orang
yang bahagia hidup hingga 10 tahun lebih lama dibandingkan orang yang tidak
bahagia. Sedangkan seorang optimis memiliki risiko 77% lebih rendah dari penyakit
jantung dibandingkan seorang pesimis.
Tapi bagaimana ANDA bisa menjadi lebih bahagia dan lebih optimis dalam
pandangan dunia Anda?
BAGAIMANA CARA BERBAHAGIA
Pada buku “The How of
Happiness” oleh Sonja Lyubomirsky, dia mengajarkan kita bagaimana 50% dari
kecenderungan kita untuk berbahagia didasarkan pada titik genetik tertentu,
yakni suatu yang kita tidak dapat ganggu gugat, 10% lagi berdasar pada keadaan
hidup (seperti mendapatkan promosi, menemukan pasangan sejati, atau mencapai
kreatifitas impian), dan 40% lainnya adalah "kegiatan yang disengaja"
yang dapat mempengaruhi perilaku kita.
Dengan ini, berarti kita bisa mencapai 40% lebih bahagia dalam hidup kita tanpa mengubah keadaan kita sedikit pun, dan salah satunya “kegiatan yang disengaja” adalah bersyukur.
Dengan ini, berarti kita bisa mencapai 40% lebih bahagia dalam hidup kita tanpa mengubah keadaan kita sedikit pun, dan salah satunya “kegiatan yang disengaja” adalah bersyukur.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang secara konsisten bersyukur akan lebih bahagia, lebih energik, lebih penuh harapan, lebih bermanfaat, lebih empatik, lebih spiritual, lebih pemaaf, dan kurang materialistik. Mereka juga tidak memiliki kecenderungan depresi, cemas, kesepian, iri, neurotik, atau sakit.
BUKTI
Dalam sebuah penelitian,
sekelompok peserta diminta untuk menyebutkan lima hal yang mereka syukuri
setiap hari, sedangkan kelompok lainnya diminta untuk membuat daftar lima hal
yang merepotkan. Mereka yang diminta ungkapkan syukur tidak hanya lebih bahagia
dan lebih optimis, namun juga menampakkan gejala fisik lebih sedikit (seperti
sakit kepala, batuk, mual, atau jerawat). Studi tentang syukur lainnya
menyatakan bahwa orang-orang dengan penyakit kronis menunjukkan perkembangan
positif secara klinis dengan berlatih bersyukur.
Orang dalam kondisi tertekan,
diperintahkan untuk membuat daftar hal-hal yang mereka syukuri pada sebuah
situs setiap harinya terlihat mengalami penurunan tekanan yang signifikan pada
akhir penelitian dibandingkan dengan orang-orang depresi yang tidak diminta
untuk membuat daftar hal-hal yang mereka syukuri. Dan seperti yang kita tahu
bahwa depresi merupakan faktor risiko yang signifikan untuk segala penyakit.
Untuk bukti ilmiah yang lebih
mengejutkan tentang bagaimana menjadi sehat, baca lah Mind Over Medicine
atau tonton acara televisi publik spesial “Healing Yourself: Mind Over
Medicine”. (Petunjuk: Murah hati dan perawatan diri radikal sangat baik
untuk kesehatan Anda, jadi cobalah bermurah hati dengan memberi waktu Anda dan
cintai lah hari-hari libur ini, namun tetap berfokus pada perawatan diri Anda
sendiri!).
Menurut Dr. Lyubomirsky :
- Menghargai serta menikmati pengalaman hidup yang positif
- Mengunci nilai-nilai kepantasan diri dan harga diri
- Mencegah stres dan trauma
- Mendorong tindakan peduli dan perilaku moral
- Membantu membangun ikatan sosial, memperkuat hubungan yang ada, dan memelihara hubungan baru (seperti yang telah kita ketahui, orang yang kesepian memiliki dua kali resiko terkena penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki hubungan sosial kuat)
- Menghambat perbandingan-perbandingan yang mencelakakan.
- Mengurangi atau menghalangi perasaan negatif seperti marah, pahit, dan serakah.
- Mudah beradaptasi dari sikap “hedonistik” (kemampuan untuk menyesuaikan ke satu titik positif di keadaan baru sehingga kita tidak mudah kecewa terhadap keadaan baru yang ada dan hanya memiliki sedikit pengaruh pada kesehatan atau kebahagiaan secara keseluruhan).
Anda tidak harus menunggu hari
Thanksgiving untuk menikmati manfaat kesehatan dan kebahagiaan yang
menyertai rasa syukur.
1. Buatlah jurnal
rasa syukur.
Renungkan 3 sampai 5 hal yang saat ini anda syukuri (tidak apa-apa jika ini
adalah hal-hal duniawi!) dan tuliskan. Data menyarankan bahwa melakukan hal ini
sekali seminggu mungkin lebih menguntungkan, tetapi jika anda merasa melakukan
hal ini setiap hari lebih baik bagi anda, maka lakukan lah!
2. Menumbuhkan
sikap bersyukur.
Membuat jurnal mungkin bukan lah secangkir teh yang mudah anda minum, jadi
mungkin lebih baik jika anda langsung melatih diri untuk memikirkan hal-hal
yang patut anda syukuri. Cobalah dengan mencari satu pikiran yang tidak
menyenangkan bagi anda setiap harinya dan alihkan kepada suatu hal yang dapat
anda syukuri.
3. Variasikan
latihan syukur anda.
Cobalah dengan membuat jurnal, memikirkan hal-hal yang anda syukuri, bicarakan
hal-hal yang Anda syukuri saat makan malam, membuat karya seni tentang apa saja
yang anda syukuri, lakukan lah bergantian! Kita cenderung mudah bosan, sehingga
praktek syukur bekerja lebih baik ketika kita mengubah-ubah cara kita
bersyukur.
4. Ekspresikan
rasa syukur secara langsung kepada orang lain.
Sumber : Earth
We Are One -
http://earthweareone.com/scientific-proof-that-being-thankful-improves-your-health/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar